Pages

2 Nov 2013

“Rubahlah Hidup Anda Sekarang”



“Rubahlah Hidup Anda Sekarang”
Penyaji : Bhikkhu Aggacitto

Satu hal yang menyamakan antara satu dengan yang lainnya didalam kehidupan manusia yaitu tercapainya kebahagiaan, bisa dikatakan manusia terlahir didunia ini tidak ada yang mengharapkan sebuah penderitaan didalam kehidupannya. Meskipun demikian harapan dan kenyataan terkadang sangatlah jauh berbeda, semua itu bukanlah karena dipengaruhi oleh siapa – siapa, melainkan itu semua dikarenakan oleh dirinya sendiri yang tidak mampu mentransformasikan dirinya secara maksimal dalam menjalani hidupnya. Manusia lebih cenderung manja, pasrah dan menggantungkan diri terhadap sesuatu diluar dari dirinya sendiri sehingga ketidak berdayaan yang ada didalam dirinya memberikan pengaruh terhadap kehidupannya.
Didalam salah satu buku karangan Napoleon Hill yang berjudul “Think and Grow Rich” dituliskan  “Andalah kapten jiwa dan penentu kehidupan anda”, kemudian didalam “Loka Vagga XII ; Syair 168 Sang Buddha juga bersabda “Uttitthe nappamajjeya dhammam sucaritam care Dhammacari sukkham seti asmim loke paramhi ca” yang artinya Bangun jangan lengah tempuhlah kehidupan dengan benar, barang siapa yang menempuh kehidupan dengan benar, maka ia akan hidup bahagia didunia ini maupun di dunia berikutnya. Dari uraian yang sederhana tetapi memiliki makna yang sangat mendalam tersebut, tentu dapat dijadikan renungan bahwa sebenarnya kehidupan siapapun tidak ada yang mempengaruhinya/ mengaturnya melainkan tergantung bagaimana seseorang menjalaninya. Kehidupan sekarang ini ibaratkan sebuah kapal yang diawaki oleh seorang Nahkoda, kemana arah dan tujuan kapal tergantung bagaimana seorang nahkoda mengarahkan kapal tersebut, tanpa ada seorang nahkoda kapal tidak akan mungkin kapal dapat berjalan dan sampai kepada tujuan.
Untuk itu hendaknya seseorang yang sudah menyadari jika kehidupan ini tegantung pada dirinya sendiri maka seseorang seyogianya harus berani memulai dan berani merubah hidupnya. Meskipun didepan banyak rintangan, banyak badai dan gelombang yang menghadang janganlah pernah sedikitpun takut menghadapinya, “appamadena sampadetha”. Tingkatkanlah kebajikan karena kebajikan adalah salah satu sumber spirit yang mempunyai kekuatan yang dapat membantu merubah kehidupan menjadi lebih baik, yang dapat memberikan kebahagiaan. Janganlah pernah melakukan kesalahan atau keburukan meskipun itu kecil. Yakinlah keteguhan dengan segenap daya upaya benar yang dilakukan akan membuahkan hasil yang gemilang. “Sesuai dengan benih yang ditabur maka itulah buah yang akan dipetik, pelaku kebajikan akan menuai kebajikan pelaku kejahatan akan menuai kejahatan (Samyutta Nikaya I:227).

Maya Dhamma Ca Vinaye Ca Desito, Sovo Namaccayena Sattha



Maya Dhamma Ca Vinaye Ca Desito, Sovo Namaccayena Sattha
(Jadikanlah aturan & Semua Sabda-Ku Sebagai Guru Sejati-Mu)
Penyaji : Bhikkhu Aggacitto
 
Pada dasarnya untuk memperoleh keseimbangan batin (Upekkha), kebahagiaan (Sukha) dan kedamaian/ ketenangan (Passaddhi) hidup banyak cara untuk meraih-Nya, namun tidaklah cukup sebagai Umat Buddha apabila hanya sekedar membaca Kitab Suci atau buku-buku Dhamma yang hanya bertujuan untuk memiliki pengetahuan teoritis Buddha Dhamma belaka (Bahusutta) 
Namun Sang Buddha selalu menganjurkan kepada para siswa-Nya agar seyogianya mempraktikkan Dhamma yang telah Beliau ajarkan dengan bijaksana (Tidak hanya untuk para bhikkhu saja), namun juga bagi umat awam (Gharavassa) mempunyai kewajiban yang sama.
Terkadang hal ini terdengar begitu sulit, Setelah mendengar kata - kata “mempraktikkan (patipatti)”, mungkin sebagian orang akan berpikir ,”Wah..berarti saya harus ber-vegetarian, saya harus meninggalkan keluarga, saya harus melepaskan semua harta-kekayaan saya, dan saya harus tinggal dan hidup di Vihara” atau mungkin akan berpikir, “Oh, saya harus menjadi Bhikkhu dan tinggal di hutan.”
Sesungguhnya, praktik Dhamma tidaklah sedemikian rupa dan praktik Dhamma. Meskipun kita sebagai seorang umat perumah tangga (Gharavassa) kita bisa menjalankan dan melakukan cara – cara yang sederhana tetapi hal itu masih dalam ruang lingkung ajaran Buddha.
Didalam salah satu Kitab Tipitaka – Dhamma Vibhaga (Penggolongan Dhamma) ada dijelaskan banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh Keseimbangan batin, Ketenangan dan kedamaian dalam kehidupan sehari – hari.
 Dasa Punnakiriyavatthu ::
1.      Danamaya            : Berdana adalah praktik Dhamma.
2.      Silamaya               : Melaksanakan sila dengan sempurna adalah praktik Dhamma.
3.      Bhavanamaya      : Pengembangan batin atau meditasi adalah praktik Dhamma.
4.      Apacayanamaya   : Menghormat dan rendah hati adalah praktik Dhamma.
5.      Veyyavacamaya   : Membantu dan melayani orang lain adalah praktik Dhamma.
6.      Patidanamaya       : Memberikan jasa kepada orang/ makhluk lain adalah praktik Dhamma.
7.      Pattanumodanamaya : Berbahagia melihat orang lain berbuat baik adalah praktik Dhamma.
8.      Dhammasavanamaya : Mendengarkan dan belajar Dhamma adalah praktik Dhamma.
9.      Dhammadesanamaya : Mengajarkan Dhamma  adalah praktik Dhamma.
10.  Ditthujukamma            : Meluruskan pandangan agar berpandangan benar adalah praktik Dhamma.


Dari 10 poin tersebut akan lebih baik lagi jika didukung dengan adanya “Panca Bala” :
1.      Saddha-Bala (Kekuatan yang bersumber dari Keyakinan)
Yaitu keyakinan terhadap Tiratana, Keyakinan adanya Hukum sebab akibat/ hukum kamma dan keyakinan adanya Punabbhava/ kelahiran kembali.
2.      Viriya-Bala (Kekuatan yang bersumber dari Semangat dan ketekunan)     
Yaitu adanya suatu usaha yang dilakukan
·        Usaha mencegah hal yang buruk agar tidak muncul didalam diri (Samvarappadhana)
·        Usaha untuk menghilangkan keadaan yang buruk yang telah muncul didalam diri (Pahanappadhana)
·        Usaha untuk menimbulkan/ memunculkan keadaan – keadaan yang baik didalam diri (Bhavanappadhana)
·        Usaha untuk menjaga dan meningkat keadaan – keadaan yang baik didalam diri (Anurakkhappadhana)
3.      Sati-Bala (Kekuatan yang bersumber dari Perhatian/ Kesadaran)
Yaitu adanya suatu kemauan didalam menjaga perhatian dan kesadaran (Satisampajanna) yang didalam aktivitas yang dilakukan.
4.      Samadhi-Bala (Kekuatan yang bersumber dari Kosentrasi)
Yaitu adanya suatu kesadaran untuk menumbuh kembangkan kesadaran melalui perenungan - perenungan (Vimamsa) kedalam diri.
5.      Panna-Bala (Kekuatan yang bersumber dari Kebijaksanaan)
Yaitu adanya penggunaan kebijaksanaan yang dipergunakan untuk melihat dan menganalisa mana yang baik dan mana yang buruk serta menanamkan Hiri dan Ottapa (Malu dan takut akan perbuatan tidak baik) didalam diri.
Apabila hal – hal tersebut dapat dilakukan dengan baik maka kebahagian dan kedamaian hidup baik saat ini maupun dikehidupan yang akan datang akan dapat diperolehnya.


“PENTINGNYA KESEIMBANGAN HIDUP”



“PENTINGNYA KESEIMBANGAN HIDUP”
By Bhikkhu Aggacitto

Manusia merupakan salah satu makhluk yang selalu mengalami perkembangan, setiap waktu tanpa disadari seseorang sebenarnya telah mengalami perekembangan dan perubahan. Tetapi karena adanya kegelapan didalam batin yang dibutakan oleh keserakahan, kebencian dan kebodohan maka hal tersebut tidak disadarinya. Seiring dengan perkembangan manusia dan perkembangan zaman, telah banyak memberikan perubahan hidup. Demikian juga fenomena kehidupan semakin banyak pula dijumpai dan dialami dalam rutinitas keseharian, baik itu sesuatu yang disukai atau sesuatu yang tidak disukai, baik hal yang membahagiakan ataupun yang menyengsarakan. Ketika kondisi yang menyenangkan dan membahagiakan tentu itu tidak akan berpengaruh terhadap diri seseorang dan tidak akan menjadi suatu beban masalah baginya. Tetapi jika kondisi yang tidak menyenangkan dan suatu hal yang membuat penderitaan maka itu akan menjadi masalah baginya. Berdasarkan observasi, sudah tidak terhitung lagi jumlahnya seseorang mengalami kegagalan dan ketidak mampuan dalam menghadapi semua masalah yang dialaminya yang akhirnya berimbas kepada ganguan kesehatan yaitu peningkatan setres dan depresi pada diri seseorang, sehingga seseorang banyak yang melampiaskan dengan cara – cara yang kurang tepat, seperti terjerumus kepada pengkonsumsian minuman beralkohol sampai pada penggunaan obat – obat terlarang. Hal tersebut tentu memeberikan suatu gambaran bahwa ketidak mampuan mental dan pondasi diri seseorang rapuh. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja tanpa adanya suatu solusi yang tepat dan benar, maka akan memberikan keterpurukan yang berkepanjangan dan ketidak seimbangan hidup seseorang.
Fenomema – fenomena yang bermunculan tersebut merupakan bagian dari bentuk ketidak sehatan mental manusia didalam menyeimbangkan hidupnya terhadap nilai – nilai spiritual, ketika seseorang sudah mampu mengaktualisasi dirinya tehadap religiusitas maka akan sangat memperkecil kondisi yang buruk mempengaruhinya. Meskipun masalah hidup sering muncul maka hal itu tidak akan memberikan efek yang buruk baginya. Karena nilai – niali dari spiritual akan memberikan kekuatan tersendiri bagi seseorang untu merubah hidupnya kearah yang positif.
Sesungguhnya sejak awal manusia terlahir didunia ini sudah mempunyai kekuatan, karena manusia memiliki penalaran dan pemikiran, yang berbeda dengan makhluk – makhluk lainnya. Tetapi karena saking banyaknya kebodohan didalam bati (kegelapan batin) maka merek tidak menyadarinya bagaiman eksistensi manusia yang sesungguhnya. Manusia cenderung pasrah dan menggantungkan diri pada sesuatu diluar dari dirinya sendiri. Maka dari itu rubahlah pola pikir dan tindakan yang kurang bijaksana tersebut.  Dalam sabda Sang Buddha dikatakan “Ia yang telah mengenal ajaran Buddha dan kemudian mempraktikan dalam kehidupan sehari – hari dengan penuh ketekunan dan ketulusan, maka ia akan diliputi kebahagiaan dan ketenangan” (Pandita Vagga, VI:79)
Batin semua orang sebenarnya adalah sama tergantung bagaimana seseorang mampu dan bisa mengolahnya, “Seperti halnya jika seseorang memiliki anjing peliharaan, apabila sang pemilik ingin mempunyai anjing yang cerdik dan penurut maka anjing tersebut haruslah dilatih dengan baik dan benar”. Mengenali batin atau melihat diri sendiri merupakan suatu obat dan salah satu langkah yang sangat tepat didalam mengatasi semua fenomen problem yang terjadi didalam kehidupan, dan tentunya dari hal tersebut tidak akan memberikan efek yang negatif bagi diri seseorang, justru kehidupan seseorang akan semakin lebih tenang dan damai.
Tips sederhana “Chanda (puaslah dan senangilah apa yang dikerjakan), Viriya (rajin dan bersemangat tanpa mengeluh dalam melakukan sesuatu), Citta (perhatikan dengan sepenuh hati terhadap yang dilakukan), Vimamsa (evaluasi, penyelidikan dan perenungan terhadap yang dilakukan, lakukanlah dengan bijaksana/ panna. Janganlah pernah menunda waktu untuk melakukan sesuatu yang baik untuk diri sendiri, janganlah hanya ketika mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan hidup baru mau melakukan sesuatu yang baik, kuncinya S4 (Selalu Sadar Setiap Saat). Waktu adalah kesempatan dan kesempatan adalah kunci keberhasilah. Sabda Sang Buddha “Appamadena Sampadetha” berjuanglah dengan benar dan bersunguh – sungguh.