Maya Dhamma Ca Vinaye Ca
Desito, Sovo Namaccayena Sattha
(Jadikanlah
aturan & Semua Sabda-Ku Sebagai Guru Sejati-Mu)
Penyaji : Bhikkhu Aggacitto
Pada
dasarnya untuk memperoleh keseimbangan batin (Upekkha), kebahagiaan (Sukha) dan kedamaian/ ketenangan (Passaddhi) hidup banyak cara untuk
meraih-Nya, namun tidaklah cukup sebagai Umat Buddha apabila hanya sekedar membaca
Kitab Suci atau buku-buku Dhamma yang hanya bertujuan untuk memiliki pengetahuan
teoritis Buddha Dhamma belaka (Bahusutta)
Namun Sang Buddha selalu menganjurkan kepada para siswa-Nya agar
seyogianya mempraktikkan Dhamma yang telah Beliau ajarkan dengan bijaksana (Tidak
hanya untuk para bhikkhu saja), namun juga bagi umat awam (Gharavassa)
mempunyai kewajiban yang sama.
Terkadang
hal ini terdengar begitu sulit, Setelah mendengar kata - kata “mempraktikkan (patipatti)”, mungkin sebagian
orang akan berpikir ,”Wah..berarti saya harus ber-vegetarian, saya harus meninggalkan
keluarga, saya harus melepaskan
semua harta-kekayaan saya, dan saya harus
tinggal dan hidup di Vihara” atau mungkin akan berpikir, “Oh,
saya harus menjadi Bhikkhu dan tinggal di hutan.”
Sesungguhnya, praktik Dhamma tidaklah sedemikian rupa dan
praktik Dhamma. Meskipun kita sebagai seorang umat perumah tangga (Gharavassa)
kita bisa menjalankan dan melakukan cara – cara yang sederhana tetapi hal itu
masih dalam ruang lingkung ajaran Buddha.
Didalam
salah satu Kitab Tipitaka – Dhamma
Vibhaga (Penggolongan Dhamma) ada dijelaskan banyak cara yang dapat
dilakukan untuk memperoleh Keseimbangan batin, Ketenangan dan kedamaian dalam
kehidupan sehari – hari.
Dasa
Punnakiriyavatthu ::
1. Danamaya :
Berdana adalah praktik Dhamma.
2. Silamaya :
Melaksanakan sila dengan sempurna adalah praktik Dhamma.
3. Bhavanamaya :
Pengembangan batin atau meditasi adalah praktik Dhamma.
4. Apacayanamaya :
Menghormat dan rendah hati adalah praktik Dhamma.
5. Veyyavacamaya :
Membantu dan melayani orang lain adalah praktik Dhamma.
6. Patidanamaya :
Memberikan jasa kepada orang/ makhluk lain adalah praktik Dhamma.
7. Pattanumodanamaya : Berbahagia melihat orang lain
berbuat baik adalah praktik Dhamma.
8. Dhammasavanamaya : Mendengarkan dan belajar Dhamma adalah
praktik Dhamma.
9. Dhammadesanamaya : Mengajarkan Dhamma adalah praktik Dhamma.
10. Ditthujukamma : Meluruskan pandangan agar
berpandangan benar adalah praktik Dhamma.
Dari 10 poin tersebut akan lebih
baik lagi jika didukung dengan adanya “Panca Bala” :
1.
Saddha-Bala (Kekuatan yang bersumber dari
Keyakinan)
Yaitu keyakinan terhadap Tiratana,
Keyakinan adanya Hukum sebab akibat/ hukum kamma dan keyakinan adanya
Punabbhava/ kelahiran kembali.
2. Viriya-Bala (Kekuatan yang bersumber dari
Semangat dan ketekunan)
Yaitu adanya suatu usaha yang
dilakukan
·
Usaha mencegah hal yang buruk agar
tidak muncul didalam diri (Samvarappadhana)
·
Usaha untuk menghilangkan keadaan
yang buruk yang telah muncul didalam diri (Pahanappadhana)
·
Usaha untuk menimbulkan/ memunculkan
keadaan – keadaan yang baik didalam diri (Bhavanappadhana)
·
Usaha untuk menjaga dan meningkat
keadaan – keadaan yang baik didalam diri (Anurakkhappadhana)
3. Sati-Bala
(Kekuatan yang bersumber dari
Perhatian/ Kesadaran)
Yaitu adanya suatu kemauan didalam
menjaga perhatian dan kesadaran (Satisampajanna) yang didalam aktivitas yang
dilakukan.
4. Samadhi-Bala (Kekuatan yang bersumber dari
Kosentrasi)
Yaitu adanya suatu kesadaran untuk menumbuh
kembangkan kesadaran melalui perenungan - perenungan (Vimamsa) kedalam diri.
5. Panna-Bala (Kekuatan yang bersumber dari
Kebijaksanaan)
Yaitu adanya penggunaan
kebijaksanaan yang dipergunakan untuk melihat dan menganalisa mana yang baik
dan mana yang buruk serta menanamkan Hiri dan Ottapa (Malu dan takut akan
perbuatan tidak baik) didalam diri.
Apabila
hal – hal tersebut dapat dilakukan dengan baik maka kebahagian dan kedamaian
hidup baik saat ini maupun dikehidupan yang akan datang akan dapat diperolehnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar